Rabu, 24 Februari 2016

Perayaan Imlek Di Demak Kota Wali Jawa Tengah

                                          sumber gambar :www.google.com
Sejarah awal munculnya masyarakat keturunan tionghoa tidak lepas dari adanya kedatangan para ekspedisi dari negeri china yaitu pelaut tangguh yang bernama cheng ho dan juga oleh sam poo kong di pulau jawa yang di mulai dari semarang hal ini di buktikan dan terlihat dengan adanya bangunan kelenteng dan masjid yang bercorak china karena banyak orang dari china yang hidup menetap di semarang hingga beranak cucu hingga sekarang. Penyebaran warga keturunan tionghoa sangat pesat tidak hanya sebatas di daerah semarang tapi menyebar seluruh daerah Pantura (Pantai Utara Jawa) seperti di daerah demak, kudus, lasem, jepara dan tuban hal ini terlihat dari banyaknya bangunan rumah yang bercorak china dan berornamen dengan ciri khas tiongkok, dan secara keseluruhan warga keturunan tionghoa meluas di seluruh pulau jawa bahkan di seluruh indonesia.
Memang pada waktu masa orde baru berkuasa selama 32 tahun warga keturunan tionghoa mengalami diskriminasi dan perlakuan tidak menyenangkan. Terlebih adanya kejadian krisis moneter pada tahun 1998, yang semakin memperburuk kondisi keberadaan warga keturunan tionghoa di indonesia sehingga banyak yang merasa ketakutan untuk melakukan kegiatan ibadah terutama kepercayaan dan tradisi tionghoa seperti halnya merayakan imlek, perarakan barongsai yang hanya bisa di lakukan di dalam lingkungan rumah dan kelenteng saja. Dari keadaan yang terjadi terus menerus dan tidak adanya solusi atas ketidakadilan dan diskriminasi, muncul seorang bapak bangsa yaitu KH. Abdurahman Wahid (Gus Dur ) yang memiliki wawasan kebangsaan yang luas dan bijaksana, yaitu segala yang ada di indonesia termasuk suku bangsa yang ada di indonesia seperti Jawa, Batak, arab.India, Papua, dan juga orang eropa yang ingin menetap dan tinggal menjadi penduduk di indonesia maka memiliki hak yang sama sebagai warga negara yang sah, yang berarti juga berlaku kepada  etnis Tionghoa yang sesuai dengan ketentuan dalam UUD 1945.
Bangsa indonesia yang menganut Pancasila yang berlandaskan pada Bhineka Tunggal Ika (berbeda-beda tapi tetap satu) yang berarti sudah dari awal bangsa indonesia terbentuk dari adanya perbedaan yang di jadikan satu, baik beda dari segi Suku, Agama, adat istiadat, Tradisi, Bahasa dan Budaya yang menjadikan indonesia menjadi Bangsa yang kaya akan keanekaragaman dan keunikan tersendiri yang membedakan negara-negara lain di dunia.
Tradisi dan Budaya yang berasal dari tiongkok akan tetap di lestarikan oleh bangsa keturunan tionghoa terlebih keberadaan etnis tionghoa mendapat dukungan dari pemerintah yang di lanjutkan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri yang mengeluarkan Keppres nomor 19 Tahun 2002 yaitu salah satunya meresmikan Imlek sebagai Hari Libur Nasional Dan pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan bahawa Etnis Tionghoa sudah menjadi bagian yang utuh dari bangsa indonesia jadi adanya jaminan persamaan hak dan derajat dengan anak bangsa lain di indonesia yang di dukung dengan adanya Undang Undang no 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan. yaitu, menghilangkan sekat sekat antara pribumi dan non pribumi, jadi termasuk etnis Tionghoa yang lahir di negeri ini, adalah WNI (Warga Negara Indonesia).
Mari kita junjung tinggi Keanekaragaman dan tetap memiliki semangat berbeda itu indah, Sama halnya sewaktu kita merayakan tahun baru masehi. Dan juga merayakan tahun baru islam ( hijriah) begitu juga dengan tahun baru china yang dinamakan IMLEK, tentu saja ada suatu sukacita dan kegembiraan yang luar biasa dan merupakan hari besar bagi etnis tionghoa untuk merayakan yang tidak hanya sebagai ritual budaya tetapi penyatuan dengan kepercayaan agama. Perayaan imlek dalam bahasa china yaitu SIN TJIA yang berawal dari perayaan yang sering di lakukan oleh para petani di china pada setiap tanggal satu di bulan pertama awal tahun baru, dan juga berkaitan dengan pesta para petani untuk menyambut musim semi yang di mulai pada tanggal 30 bulan ke dua belas dan berakhir pada tanggal 15 bulan pertama yang dilakukan dengan ritual keagamaan.
Imlek  resmi sebagai hari besar nasional, di rayakan dengan meriah oleh masyarakat di tionghoa di indonesia. Tetapi ada hal-hal unik yang di lakukan yaitu:

  1. Membersihkan rumah dan menghias ulang rumah sebelum imlek, filosofinya yaitu: membuang kesialan (tetapi tidak boleh di lakukan di hari pertama tahun baru) dan siap untuk menerima keberuntungan di tahun baru.
  2. Mengenakan pakaian baru, terutama yang berwarna merah yang berarti mempunyai harapan untuk menatap masa depan.
  3. Melunasi hutang, yang berarti harapan di tahun depan terbebas dari hutang.
  4. Memberikan Angpao, amplop yang berwarna merah yang berisi uang baru, yang berarti transfer energi dan kesejahteraan pada orang yang tidak mampu, dari orang tua kepada anak dan dari orang yang sudah menikah kepada orang tua yang bertujuan agar memperlancar rejeki di hari kedepan.
  5. Menyiapkan makanan khusus yang biasanya terdiri dari 12 macam makanan dan 12 macam kue sebagai simbol 12 shio.
  6. Melakukan atraksi barongsai atau Liong (Naga) yang berarti lambang kebahagiaan dan di percaya akan membawa hoki atau keberuntungan.
  7. Mengunjungi keluarga besar yang berarti sebagai bentuk silaturahmi dengan orang tua, sanak saudara untuk mempererat tali persaudaraan dan sebagai bentuk penghormatan kepada yang lebih tua.
  8. Mengunjungi makam orang tua atau leluhur (Tilik Kubur) untuk memberikan doa dan membersihkan makam.
sumber gambar :www.google.com
Tidak hanya selesai pada perayaan imlek, tetapi ada runtutan perayaan lain yaitu perayaan CAP GO MEH yaitu hari puncak ke 15 perayaan imlek yang juga di lengkapi dengan ritual keagamaan yang bertujuan untuk menangkal kesialan atau gangguan di masa depan, dan ada beberapa hal unik di perayaan cap go meh yaitu :
  1. Melakukan Upacara tolak bala di kelenteng
  2. Memasang Lampion di tempat ibadah atau kelenteng
  3. Mengadakan atraksi Barongsai atau Naga Cap Go Meh
  4. Melakukan perarakan ritual joli-joli ( sebagai simbol sosok heroik di kebudayaan Tionghoa) yang di tandu oleh 7-10 orang.
  5. Mengadakan makan bersama masyarakat Tionghoa dengan makanan khas yaitu lontong opor cap go meh, onde-onde, jeruk.dan lain-lain.
Tradisi dan budaya dari masyarakat Tionghoa menjadi warisan budaya yang perlu di jalankan dan di teruskan tidak hanya warga keturunan tionghoa tetapi sudah menjadi pesta rakyat dan pesta seni budaya tradisi tionghoa di indonesia, seperti halnya saya sebagai seorang keturunan jawa khususnya yogyakarta, menikah dengan istri saya yang memiliki garis keturunan china dan sulawesi, orang tua istri saya masih keturunan pertama dari nenek yang asli etnis Tionghoa, yang masih cukup kental adat istiadat dan budaya china, saya juga menghargai dan menghormati adat istiadat keluarga besar istri yang masih ada keturunan Tionghoa seperti pada waktu hari H Tahun baru Imlek dengan bersilaturahmi dengan keluarga besar baik oma, saudara dan memberi salam dengan mengucapkan Gong Xi Fat Cai dan saya juga ikut mengunjungi makam (Tilik Kubur) di makam oma dan opa yang sudah meninggal yang merupakan keturunan etnis Tionghoa dan di keluarga besar istri sudah banyak yang menikah lintas agama dan etnis yang membuktikan bahwa perbedaan bukan suatu halangan yang di perdebatkan tapi perbedaan di jadikan jalan untuk saling menyatukan, saat tahun baru Imlek ke 2567 di demak bintoro jawa tengah masih cukup banyak masyarakat Tionghoa apalagi sebelum ke alun-alun masjid demak terdapat jalanan dan toko yang dimiliki oleh masyarakat Tionghoa yang di sebut Pecinan yang sampai saat ini masih aktif digunakan untuk berdagang.

Di Kota Demak bisa di bilang sebagai Kota Wali yang erat kaitannya dengan mayoritas penduduk beragama islam, tetapi sejak saya menginjakkan kaki pertama kali di tahun 2011, saya melihat antara semua umat baik beragama islam, kristen, konghucu, dan baik dari suku jawa, etnis Tionghoa dan suku yang lainnya bisa hidup rukun dan damai, apalagi saat saya baru pertama kali melihat atraksi Barongsai di demak yang di sewa oleh warga Tionghoa tetapi atraksi barongsai nya di mainkan oleh orang asli demak, dan di saksikan secara beramai-ramai oleh penduduk di sekitar kota demak bintoro jawa tengah, ini merupakan suatu pengalaman baru bagi saya dan membuka pemahaman saya untuk menghormati adat istiadat yang ada untuk hidup rukun dan damai di tengah perbedaan yang ada.
                                                  sumber gambar :www.google.com
Selamat Tahun Baru Imlek ke 2567 semoga di tahun monyet api ini segala harapan dan usaha kita bisa berjalan lancar.

 “Tulisan ini diikutsertakan dalam Telisik Imlek Blog Competition JakartaCorners Yang di sponsori oleh Batiqa Hotels "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sukses bisnis rumah kost di dukung oleh Asus ExpertBook B5 series

Seneng banget asus mengadakan rentetan lomba blog sampai bingung ikut yang mana, akhirnya ikut kedua-dua nya deh karena selain hadiah nya me...